Tentang Dzikir

“Tulisan ISMU DZAT di atas kertas bisa robek, di dinding bisa pudar, di kayu bisa rusak, di batu bisa luruh… Tulisan ISMU DZAT di dalam hati akan abadi sampai mati dan sampai hidup lagi…” –Hadrotusyeikh al-Muttaqi Abah Aos Ra Qs– Salam, al-Khoolish [21 April 2017, 09:11] #DituliskanNyaDiHatiMelaluiTalqinDzikir #TulisanYangMengekalkanHidupKita #TulisanYangMembersamakanKitaDenganAbahDenganAlloh   

“Jangan meninggalkan Dzikir Jahar meskipun belum hadir hati dengan Hadrot Alloh [Dzikir Khofi]. Lama-lama juga (nanti) akan hadir. Kalau kurang Dzikir Jahar-nya maka akan loyo Dzikir Khofi-nya. Dzikir Khofi tidak akan hilang nanti tiba-tiba (suka) datang. Perbanyak Dzikir Jahar-nya agar kuat denyut (Dzikir) Khofi-nya.” –Hadrotusyeikh Tajul ‘Arifin Abah Aos Ra …

“ALLOH menetapkan bagi orang beriman dengan ucapan yang tetap (bilqouli-tsabit) di dunia sampai Akhirat. Apa itu? (Dzikir) LAA ILAAHA ILLALLOH. Inilah yang sedang kita amalkan. Kita memang suka mengamalkan, hanya kadang hilang tetapnya, hilang mantapnya, malah kadang tinggal dengkur-nya saja… Merupakan syarat Dzikir Jahr, kita sanggup memusatkan hati, supaya tetapnya …

“Orang berkumis punya kumis berbaris di atas bibirnya. Orang berjenggot punya jenggot bergayut di dagunya. Orang bertaqwa pasti punya taqwa. Dimana? Taqwa itu di sini! [‘At-Taqwa Haa Hunaa’ –Pangersa Abah menunjuk ke arah dua jari di bawah susu kiri 3 x]. Yang belum di-Talqin tidak akan tahu dan tidak punya …

“Mengapa sebelum dan sepanjang dzikir kita diperintahkan memejamkan mata? Itu agar kita fokus ‘melihat’ ke dalam, agar tidak terganggu pandangan dan lirikan (oleh) yang akan terpandang dan terlirik… Dzikir jahr itu kholwat. Mata terpejam sebagai ganti kholwat di tempat gelap.” –Hadrotusyeikh Shohibul Qudroh Abah Aos Ra Qs– Salam, al-Khoolish [25 …

Tujuan Dzikir Agar Kita Jadi ‘Bayi’ Lagi… “Tujuan Dzikir itu agar kita jadi anak kecil lagi [thiflul ma’ani]. Tidak tahu apa-apa, tidak mau apa-apa, tidak punya apa; Hanya tahu, hanya mau, hanya punya orang tua yang mengurus. Semuanya segalanya pasrah, terserah bagaimana yang mengatur. Mau diginikan mau digitukan, ikut… Tidak …

Alloh Maha Agung. Adakah Yang Maha Agung selain Alloh? Dan yang mengingat Alloh [dzikrulloh] juga Maha Agung, berdasarkan firman, ‘Waladzikrullohi Akbar’. Bersyukurlah hamba yang ruhnya telah Alloh pilih untuk memiliki Asma-Nya.” –Hadrotusyeikh Sirrul Asror Abah Aos Ra Qs– Salam, al-Kholish [30 Maret 2017, 13:58] #HaturMilyunNuhunPangersa #HaturMilyunTlahKauTanamkanAsmaNya #KarnaAsmaMUTakTerpisahDariMU  

Selain lisan dan hati yang berdzikir, seluruh anggota tubuh kita termasuk bulu-bulunya harus ikut berdzikir. Seluruh lapis lathifahnya harus terisi dengan dzikir. Sekujur tubuh lahir dan batin kita harus tersentuh, penuh dengan dzikir. Kalau ada bagian yang tak terjangkau dzikir, maka iblis akan bersarang di situ, setan juga di situ…” …

Tiada alat untuk menselaraskan kehendak ruhani [niat melakukan kebaikan] dengan tindakan jasmani [terwujudkan] kecuali dengan dua Dzikir (jahr dan khofi) yang dilaksanakan secara apik, harmoni, dan memenuhi syarat-syaratnya, seperti telah dipandukan Tuan Syeikh: punya wudlu, kuat suara dzikir lisannya sekuat ketukan dzikir hatinya. Jangan sampai dzikir lisannya kencang tapi hatinya …

DZIKRULLOH itu pengumpul hati/perasaan yang tercerai berai [jaamiu’ syattati qolbi shohibihi]. Masalah hidup yang ruwet seperti benang kusut, pengurainya hanya dengan Dzikir saja.” –Hadrotusyeikh Imamul Aimmah Abah Aos Ra Qs– Salam, al-Khoolish [9 Mei 2017, 06:50] #DzikirMemudahkanYangSusah #DzikirMembereskanYangKacau #DzikirMenyejukkanYangGersang