Hati-hati mencinta: benda, manusia, atau pekerjaan. Porsi cinta terhadap semua (itu) tidak boleh melebihi porsi cinta kepada ALLOH. Sama porsi saja, 50-50, kita sudah jatuh menyekutukan ALLOH [syirik], karena kita sudah mensejajarkan ALLOH dengan yang lainnya, kita sudah berani membuat tandingan ALLOH [andaad]. Misalnya, sibuk di tempat pekerjaan (sawah, kantor, atau pasar) selama 4 jam lalu kita menunaikan sholat cuma 5 menit, kita sudah Syikrik. Sekali lagi, sama jumlah waktu yang kita habiskan antara ALLOH dengan yang lain-nya saja sudah Syirik, apalagi melebihi. Berdasarkan Qs 2:165, seorang ber-IMAN, yang punya IMAN, amat sangat mencintai ALLOH melebihi yang lain-nya [asyaddu hubban lillah]. Bersyukur kita sudah punya amalan yang telah menjadikan setiap detik waktu kita, ‘ingat-diingat-bersama’ ALLOH. Dengan Dzikir (Khofi), apapun pekerjaan atau kesibukan kita, menjadi ibadah [awqotuna kulluha ibadah]. Tanda seorang mencinta, ia banyak mengingat yang dicinta [man ahabba syaian faqod aktsaro dzikrohu]. Dan, ketahuilah, tatkala kita mencinta, kita slalu bersama yang dicinta [al-maru ma’a man ahabba]. Mencintai ALLOH bersama ALLOH
–Hadrotusyeikh Imamul Mu’minin Abah Aos Ra Qs–
Salam, al-Khoolish
#TakCukupCintaHarusCintaBangetALLOH
#MencintaiKekasihALLOHMencintaiALLOH
#MencintaiKekasihALLOHBersamaKekasihNya
#CintaiJanganSelingkuhi
#CintaSejatiCintaYangSetia
Al – Amiin | Pembantu Khusus Abah Aos Sufi Order for A Better World Order